Makam Raja-Raja Imogiri kerajaan di kaki gunung penuh kabut di kompleks pemakaman yang didirikan oleh Sultan abad ke-17. Makam Raja Imogiri merupakan makam yang dikhususkan untuk kerajaan mataram jogja. Wisata religi ini selalu ramai dikunjungi oleh peziarah. Awal mula tempat ini dijadikan sebagai makam raja bermula dari sejarah berdirinya Sultan Agung Hanyokrokusumo yang melakukan pencarian tanah untuk makam keluarga.
Sejarah Makam Raja-raja Imogiri
Cagar budaya ini memiliki sejarah menarik dan panjang. Sosok yang memprakarsai pembangunan komplek makam raja yaitu Sultan Agung, raja ketiga kerajaan Mataram Islam setelah Panembahan Seda Krapyak. Sultan Agung memang berniat untuk membangun sebuah tempat khusus untuk dirinya dan juga para raja lain yang telah meninggal. Lalu daerah Girirejo yang sekarang menjadi Imogiri terpilih sebagai lokasi pemakaman tersebut.
Sejak beliau meninggal, Pajimatan Girirejo menjadi lokasi pemakanan raja-raja dari Mataram Islam selanjutnya. Bahkan meski sempat terpecah menjadi Keraton Surakarta Hadiningrat dan Ngayogyakarta akibat Perjanjian Giyanti, makam ini tetap berfungsi. Kedua kerajaan tersebut masih memakamkan para raja yang telah meninggal di Pajimatan Girirejo ini. Akibat perpecahan itu juga komplek Makam Raja di Imogiri ini kini terbagi menjadi 8 kelompok.
Daya Tarik Makam Raja-Raja Imogiri
Membuat kita mengerti sejarah
Makam Imogiri merupakan komplek makam bagi raja-raja Mataram dan keluarganya yang berada di Ginirejo Imogiri kabupaten Bantul. Makam ini didirikan antara tahun 1632 – 1640M oleh Sultan Agung Adi Prabu Hanyokrokusumo, Sultan Mataram ke-3, keturunan dari Panembahan Senopati, Raja Mataram ke-1, dan merupakan bangunan milik keraton kasultanan.
Tempat ziarah
Selain menjadi tempat wisata sejarah, Makam Imogiri juga menjadi tempat wisata religius, yaitu sebagai tempat ziarah. Pada bulan Suro menurut kalender jawa, di makam ini dilaksanakan upacara pembersihan “nguras” Padasan Kong Enceh. Tata cara memasuki makam di tempat ini adalah pengunjung diharuskan memakai pakaian tradisonil Mataram. Pria harus mengenakan pakaian peranakan berupa beskap berwarna hitam atau biru tua bergaris-garis, tanpa memakai keris, atau hanya memakai kain/jarit tanpa baju.
Sedangkan wanita harus mengenakan kemben.Selama berziarah pengunjung tidak diperkenankan memakai perhiasan. Bagi kerabat istana khususnya putra-putri raja ada peraturan tersendiri, pria memakai beskap tanpa keris, puteri dewasa mengenakan kebaya dengan ukel tekuk, sedangkan puteri yang masih kecil memakai sabuk wolo ukel konde.
Terdiri dari Ratusan Anak Tangga
Karena berada di perbukitan untuk bisa mencapai lokasi komplek makam para raja, Anda harus melalui ratusan anak tangga. Tangga-tangga tersebut dibuat dengan kemiringan mencapai 45 derajat dan lebar tangga sekitar 4 meter. Konon katanya belum ada yang mengetahui dengan pasti berapa jumlah anak tangga yang ada sebab jumlah anak tangga saat naik dan turun akan berbeda. Silahkan coba buktikan dan hitung berapa jumlah anak tangga yang ada di komplek makam raja-raja di Imogiri ini.
Peziarah Wajib Memakai Pakaian Adat
Karena termasuk tempat yang sakral, pengunjung yang datang wajib untuk mengenakan pakaian adat. Namun hanya di area tertentu saja mengikuti arahan dari juru kunci atau penjaga komplek makam raja Imogiri ini. Pakaian adatnya pun menyerupai pakaian abdi dalem kerajaan yang khas dan tradisional.Untuk laki-laki harus mengenakan atasan berupa beskap tanpa keris dengan motif khas Mataraman dan bawahan kain jarik.
Konstruksi bangunan Makam Imogiri unik karena terbuat dari batubata
Bangunan – bangunan yang ada di komplek makam lmogiri adalah : masjid, gapura, kelir, yaitu sebuah bangunan pagar tembok yang berfungsi sebagai aling-aling pintu gerbang serta Padasan. Padasan merupakan tempat berwudlu/bersuci dan biasanya disebut enceh atau Kong. Enceh-enceh ini diisi setahun sekali pada hari Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon yang pertama di bulan Suro dengan upacara tradisi khusus. Nisan digunakan untuk wanita biasanya bagian atasnya tumpul atau membulat , nisan untuk pria bagian atasnya runcing.
Akses menuju ke objek wisata mudah
Makam Imogiri terletak di sebelah selatan Kota Yogyakarta, kurang lebih 45 menit ke arah selatan perjalanan menggunakan kendaraan sendiri, atau bisa juga ditempuh dengan minibus dari Kota Yogyakarta langsung sampai lokasi. Makam ini terletak di atas perbukitan yang juga masih satu
gugusan dengan Pegunungan Seribu.
Harga Tiket Masuk Makam Raja-raja Imogiri
Tiket masuk Makam Imogiri ini gratis atau seikhlasnya melalui kotak sumbangan yang ada. Selain itu, Anda juga perlu menyiapkan budget untuk parkir atau menyewa baju adat saat berkunjung, berikut informasi lengkapnya:
Retribusi | Tarif |
---|---|
Tiket Masuk | Gratis |
Sewa Baju Adat | Rp10.000,00 |
Parkir Motor | Rp2.000,00 |
Parkir Mobil | Rp5.000,00 |
Fasilitas di Kawasan Makam Raja-raja Imogiri
Fasilitas yang tersedia tentu sangat lengkap. Misalnya Anda dapat menemukan area parkir yang muat untuk mobil & motor, kamar mandi, mushola. Selain itu ada pula guide yang siap memandu dan menjelaskan setiap sudut yang ada di komplek pemakaman termasuk buku-buku sejarah. Sehingga selain berziarah pengunjung yang datang juga bisa belajar sejarah Kerajaan Mataram. Di areal Pajimatan Girirejo ini juga terdapat sejumlah warung yang menyediakan berbagai pilihan menu. Anda bisa mengisi tenaga lagi dengan menikmati hidangan makanan khas Jogja yang enak sembari beristirahat.
Jam Buka Makam Raja-Raja Imogiri
- Minggu: 10.00 – 13.00 WIB
- Senin: 10.00 – 13.00 WIB
- Jumat: 10.00 – 13.00 WIB
- Tanggal 1 dan 8 Syawal: 10.00 – 13.00 WIB
- Tanggal 10 Besar/Dzulhijah: 10.00 – 13.00 WIB