Rekomendasi Makanan Khas Jogja yang Enak Wajib Coba. Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata yang ramai pengunjung. Selain mempunyai tempat yang menarik untuk disambangi, beberapa makanan khas Yogyakarta juga sayang untuk dilewatkan. Salah satu makanan yang popular adalah Gudeg. Makanan ini memiliki cita rasa manis dan gurih yang menggoyang lidah. Selain itu, ada juga sate klatak, bakpia, sate kere dan masih banyak lagi.
Berkunjung ke Yogyakarta rasanya tidak lengkap tanpa menyantap kuliner khas yang menggugah selera. Beberapa makanan khas Yogyakarta ini bisa memanjakan lidah kamu lho, grameds. Selain terkenal dengan tempat wisata yang indah, Jogja memiliki jenis kuliner yang sangat lezat dan populer di kalangan wisatawan. Salah satu yang populer adalah gudeg. Selain itu Jogja juga punya sate yang unik. Seperti apa rasanya?
Berikut ini 11 rekomendasi makanan khas daerah Jogja yang wajib kamu coba:
1. Gudeg
Gudeg Yu Djum ini paling legendaris di Jogja. Cabangnya banyak, tetapi dapur utamanya terletak di Mbarek dan buka dari pk 5 pagi. Gudeg merupakan salah satu makanan khas Jogja yang sangat terkenal di Indonesia. Biasanya, hidangan satu ini akan disajikan dengan beberapa sayuran lain, seperti krecek atau opor ayam.Kita bisa melihat proses memasaknya yang masih menggunakan kayu bakar. Makanan khas Yogyakarta yang wajib dicoba ini biasanya dimakan bersama nasi dan disajikan dengan kuah santan kental atau areh, ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek. Meski berasal dari Yogyakarta, tetapi sejumlah kota di Jawa Tengah dan beberapa wilayah Indonesia lainnya juga sudah banyak memproduksi gudeg, salah satunya adalah kota Solo.
Hanya saja, gudeg Solo berbeda dengan gudeg asal Yogyakarta. Untuk gudeg asal Yogyakarta mempunyai sajian cenderung kering dan tahan lama dibandingkan gudeg asal Solo atau daerah lainnya. Di Yogyakarta, salah satu gudeg yang paling terkenal adalah Gudeg Yu Djum yang kedainya tersebar di sejumlah sudut kota Jogja.
2. Bakpia Pathok
Salah satu yang gak boleh kamu lewatkan adalah cita rasa bakpia khas Yogyakarta. Popularitasnya tetap tak tergantikan, meskipun sudah mulai bermunculan bakpia kekinian. Setidaknya ada empat nama bakpia yang selalu menjadi incaran wisatawan hingga saat ini. Di antaranya Bakpia 25, Merlino, Citra Premium, dan Kurnia Sari. Di antara kelima bakpia tersebut, mana favoritmu?
3. Sate Klatak
Sate klatak adalah sate kambing atau domba yang unik, asli dari Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul di Yogyakarta. Nama klatak diambil dari cara memanggangnya yaitu dengan api terbuka atau dalam bahasa Jawa disebut “klatak”. Sate ini sangat berbeda dari varian sate lainnya, karena bumbu utamanya adalah garam dan sedikit merica. Selain itu, tusuk sate yang digunakan untuk memanggang terbuat dari besi, berbeda dengan sate lainnya yang menggunakan tusuk sate bambu. Tusuk besi berfungsi sebagai konduktor panas dan membantu daging matang secara merata dari dalam.
4. Oseng-Oseng Mercon
Makanan ini biasanya dibuat dari tetelan daging yang dicampur dengan jeroan sapi dan juga kikil. Kemudian disajikan dengan bumbu yang sangat pedas. Sesuai dengan Namanya, rasa pedas yang disajikan sangat menyengat dan juga panas sehingga mirip seperti terkena mercon. Salah satu restoran oseng-oseng mercon yang terkenal adalan Oseng Mercon Bu Narti dan sudah berdiri sejak 1977 silam.
5. Tiwul
Tiwul merupakan makanan khas Jogja yang sering dijadikan pengganti beras oleh penduduk Trenggalek, Wonosobo, Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan dan Blitar. Bahkan, pada masa penjajahan Jepang, rakyat Indonesia juga mengkonsumsi tiwul sebagai makanan pokok. Hidangan yang dibuat dari gaplek ini merupakan salah satu makanan sehat karena memiliki kalorinya cukup rendah. Selain itu, tiwul juga dipercaya dapat mencegah penyakit maag dan juga perut keroncongan.
6. Jadah Tempe
Makanan khas Kota Jogja berikutnya yang wajib Moms cicipi saat berkunjung ke sana adalah jadah tempe. Hidangan yang satu ini berasal dari kabupaten Sleman, Yogyakarta, atau tepatnya dari daerah lereng Gunung Merapi, Kaliurang. Sesuai namanya, makanan tersebut dibuat dari jadah, yakni panganan dari ketan yang dicampur dengan tempe bacem. Biasanya, jadah tempe dibungkus menggunakan daun pisang.
7. Sate Ratu
Sate Ratu memiliki sajian sate ayam yang berbeda. Menu andalannya Sate Ayam Merah memiliki cita rasa gurih, asin dan pedas. Selain itu, menu Lilit Basah dan Ceker Tugel juga menjadi favorit. Menu Sate Ratu berkisar Rp30ribuan. Sate Ratu menempati daerah Condongcatur, Sleman.
8. Mie Sapi Banteng
Sesuai namanya, Mie Sapi Banteng menyuguhkan semangkok mi dengan potongan daging sapi di atasnya, Bumbu mie-nya diracik dari chili oil yang pedas. Menu pangsit basah pun menjadi idola di sini. Harga Mie Sapi Banteng berkisaran Rp10ribuan. Kuliner ini terletak di daerah Banteng, Sleman.
9. Ayam Bakar Artomoro
Siapa yang bisa menolak lezatnya ayam bakar? Kuliner Ayam Bakar Artomoro baru-baru ini viral lantaran ayam bakar kampung ini memiliki cita rasa manis dan juga sangat pedas. Satu porsi ayam bakar pedas dihargai Rp17ribuan. Kuliner ini terletak di daerah Palagan, Sleman.
10. Kopi Klotok
Kopi klotok adalah cara pembuatan kopi secara tradisional di Jawa. Berbeda dengan cara modern yang diseduh, kopi direbus dalam panci di atas tungku arang sehingga mengeluarkan bunyi klotok-klotok ketika mendidih. Kata orang-orang, cara ini mirip pembuatan kopi tradisional di Turki. Selain kopi klotok yang menjadi signature drink, warung ini juga terkenal akan masakan khas desa seperti sayur lodeh terong, lodeh tempe lombok ijo, dll. Kita bisa menikmati sajian ini dalam ruangan dengan arsitektur Jawa atau di luar dengan pemandangan sawah dan Gunung Merapi.
11. Mangut Lele Mbah Marto
Di warung Mbah Marto, ikan lele dalam masakan mangut lele diasap bukan digoreng. Tujuannya agar lele lebih tahan lama dan tidak cepat tengik. Sementara itu, bumbu yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai merah, kemiri, dan jahe diulek pada cobek batu. Bumbu yang dihaluskan dengan proses ulek tentunya akan mengeluarkan minyak alami dari bahan-bahan mentah yang akan membuat bumbu lebih beraroma.
Proses selanjutnya adalah menumis bumbu yang telah dihaluskan tadi bersama dengan gula merah, cabai merah besar, daun salam, daun jeruk, serai, serta lengkuas. Bila sudah wangi, santan ditambahkan, berikut lele yang sudah diasap tadi. Dengan terus dipanasi di atas luweng, kuah ditunggu hingga mengental. Proses ini menjamin bumbu dapat benar-benar meresap ke lele. Memang cukup rumit memasak menu mangut lele. Ketelatenan diperlukan agar mendapatkan hasil cita rasa yang sempurna. Itulah yang ingin ditunjukkan Mbah Marto—perempuan yang saat ini sudah berusia 90-an tahun—yang masih saja cermat meracik aneka bumbu dan bahan yang terbangun dari pengalaman panjang dalam memasak dan menjual mangut lele.
12. Bakmi Jowo Mbah Gito
Lantunan musik tradisional uyon-uyon gending Jawa mengiringi langkah setiap pengunjung yang masuk di warung makan Bakmi Jowo Mbah Gito. Sejauh mata memandang bangunan itu dipenuhi kayu-kayu dengan bentuk yang unik. Perkakas-perkakas tradisional seperti lonceng sapi, lampu teplok, lampu gantung antik khas Jawa, lampu andong, kukusan tempat menanak nasi, tenggok, kendi, poci, dan tempat untuk mencari rumput terpasang rapi di setiap penjuru warung.
Makanan yang tersedia di warung ini tentu saja makanan khas ndeso seperti bakmi godhog, bakmi goreng, nasi goreng, rica-rica dan masih banyak lagi. Minumannya ada wedang uwuh, susu jahe, wedang jahe, dan lain-lain. Menu makanan dan minuman itu semakin membuat hidmat ritual nostalgia saat masih ada eyang. Soal rasa, Mbah Gito mengaku selalu meningkatkannya sesuai dengan pasar. Berkat makanan dan interior warungnya yang unik, jajaran pejabat penting, artis sampai turis dari Kanada, Amerika, Australia, Turki, Rusia, sudah bertandang ke warung ini.
13. Saoto Bathok Mbah Katro
Bukan salah baca, saoto memang kuliner Solo yang mengandalkan harmoni kuah bening dan kenyal daging sapi. Disajikan dalam bathok (tempurung kelapa) dengan pelengkap berupa tempe goreng, sate usus atau sate telur puyuh sambil makan lesehan dalam saung, wisata kuliner dan budaya lengkap jadi satu di sini.
14. Ayam Geprek Bu Rum
Ayam Geprek merupakan salah satu hidangan favorit banyak orang, terutama mahasiswa yang tinggal di Jogja. Hidangan ini berupa ayam krispi yang di geprek atau di tumbuk kasar di atas alu bersama cabai, tomat, bawang putih dan terasi. Saat ini, warung-warung makan penyedia ayam geprek telah menjamur di mana-mana. Namun, dari sekian banyak warung tersebut, Ayam Geprek Bu Rum menjadi salah satu warung yang populer. Seporsi ayam geprek lengkap dengan sayur dan kuah tongseng begitu nikmat menggoda. Tak heran jika pada jam makan siang, pembeli rela antri untuk dapat menikmatinya.