Tiwul Makanan Tradisional Khas Gunung Kidul

Tiwul

Tiwul makanan tradisional khas Gunung Kidul. Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berpusat di Kapanewon Wonosari, dengan luas sekitar satu per tiga dari luas daerah induknya, kabupaten ini menawarkan banyak sekali alternatif wisata. Mulai dari wisata pantai, wisata busaya, wisata candi, wisata alam, sampai dengan wisata kuliner yang salah satunya adalah tiwul.

Tiwul sendiri adalah salah satu makanan tradisional Gunungkidul. Di sejumlah daerah, tiwul juga bisa kita jumpai di sejumlah daerah seperti Pacitan dan Wonogiri, Jawa Tengah, dan masih banyak lagi. karena memang, keberadaan tiwul sudah dikenal sejak zaman penjajahan, terlebih saat Indonesia sedang dalam pendudukan Jepang.

Mengenal Tiwul

tiwul

Tiwul Makanan Tradisional Khas Gunung Kidul adalah makanan pokok di daerah tandus, seperti Gunung Kidul dan Wonogiri. Saat harga beras mahal, masyarakat di kawasan tersebut mengonsumsi tiwul sebagai pengganti nasi. Dewasa ini tiwul diolah menjadi beragam hidangan. Salah satu yang populer yaitu tiwul manis dengan pelbagai varian rasa.

Tiwul dahulunya merupakan makanan pengganti nasi. meskipun di beberapa tempat tiwul masih dijadikan sebagai salah satu makanan pokok sebagaimana nasi pada umumnya. Sedangkan dari sisi rasa, tiwul memiliki rasa yang sedikit manis dengan aroma alami singkong, karena memang terbuat dari bahan dasar singkong. jajanan ini cocok untuk oleh-oleh.

Selain memiliki rasa yang khas, tiwul memiliki tekstur yang pulen dan sedikit menggumpal, sehingga memberikan sensasi tersendiri ketika memakannya. Penduduk Trenggalek,Wonosobo, Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan dan Blitar termasuk yang masih mengkonsumsi tiwul sebagaimana mengkonsumsi nasi. Sebagai makanan pokok, tiwul memiliki kandungan kalori yang lebih rendah daripada beras.

Sejarah Tiwul Sebagai Kuliner Tradisional

Merujuk pada beberapa sumber sejarah yang ada, tiwul diyakini sudah ada sejak zaman penjajahan, terlebih pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Hal ini diperkuat dengan kondisi ketika itu, dimana sumber-sumber makanan seperti beras banyak diambil oleh Jepang yang kemudian memaksa penduduk asli untuk mencari alternatif lain.

Maka dari itu, dipilihlah singkong sebagai alternatif makanan pokok saat itu. Meskipun begitu, tiwul pada masa lalu memiliki perbedaan dengan sajian tiwul pada masa kini. Pada masa lalu, tiwul dimakan layaknya nasi dengan lauk pauk serta sayuran yang ada. Sedangkan saat ini tiwul biasa disandingkan dengan parutan kelapa dan siraman gula merah.

Resep Membuat Tiwul Khas Gunung Kidul

Tiwul

Bahan-bahan:

  • 350 gram singkong. Kupas dan jemur selama 3-4 hari
  • 1 gelas air matang
  • 150 gram gula merah. Disisir halus
  • 200 gram kelapa parut
  • 2 lembar daun pandan. Ikat simpul
  • 1 tangkai daun pisang. Ambil daunnya
  • Garam secukupnya.

Cara Membuat Tiwul Khas Gunung Kidul:

  • Tumbuk kasar singkong yang sudah kering (gaplek) sambil dipercik-percikkan air. Tumbuk hingga gaplek membentuk butiran-butiran kecil.
  • Tambahkan gula merah pada gaplek kemudian dibungkus seperti membungkus pepes ikan dengan menggunakan daun pisang. Kukus gaplek hingga matang.
  • Buat taburan kelapa untuk gaplek . Caranya: kukus parutan kelapa bersama dengan daun pandan dan garam selama 15 menit.
  • Angkat dan taburi pada tiwul.

You may also like...